TAKDIR
itu telah ditentukan. Tak ada penawaran untuk kita memilih jalan kembali padaNya. Menginginkan saat di pangkuan istri dan anak-anak, di kampung kelahiran tercinta atau di masjid. Tetapi bisa di laut, di udara, di hutan, di kota atau di mana saja berada, jika ia telah memanggil tak kuasa menolaknya. Demikian perjalanan yang dialami Amrozi Cs.


Cilacap bukanlah daerah yang memiliki keistimewaan tertentu. Di lihat prestasinya sebagai daerah kabupaten di Indonesia jelas masih rata-rata. Rata-rata SDA-nya, rata-rata pertumbuhan ekonominya, rata-rata mempunyai banyak pengangguran dan rata-rata yang lain-lainnya.

Lalu, apa yang membuat Cilacap di atas rata-rata dari daerah lain di persada nusantara ini. Minimal ada dua kelebihan, pertama sebagai tempat pengilangan BBM (Pertamina) terbesar di Indonesia (dulu). Kedua, memiliki pulau mungil Nusakambangan menjadi bui penjahat kelas hiu (maaf, kalau cuma di bilang kelas kakap rasanya kurang deh).

Sejak dulu narapidana yang di Nusakambangkan vonisnya rata-rata di atas 10 tahun, seumur hidup hingga hukuman mati.

Ada tiga Lembaga Pemasyarakatan (LP) di sana, yakni LP Batu, LP Besi dan LP Kremisan.Waktu saya berkesempatan kunjung ke sana, pada 2001 menerima informasi kalau di LP Kremisan itu menjadi tempat pembinaan para pelaku kriminal sadis, alias penjahat yang dalam menjalankan aksinya selalu disertai kekerasan.

Masih menurut informasi, dulu di LP yang letaknya paling jauh dari dermaga Wijayapura ini, juga dijejali tahanan politik yang masa hukumannya lawer atau mangler . Tahu sendirilah, kalau kasusnya subversi, tidak di zaman Belanda, Sukarno maupun Suharto hukumannya pasti tidak ada yang singkat.

Nah, seiring merajalelanya penyalahgunaan narkoba, LP Besi pun ketiban menjadi tempat pembinaan mental mereka. Waktu saya ke sana menerima informasi, bagi pelaku kriminal jenis narkoba dan vonisya minimal lima tahun, pasti mendapat jatah di Nusakambangan, khususnya di wilayah provinsi Jawa Tengah.

Maka tak heran kalau mataku menyaksikan para narapidananya itu rata-rata masih muda, postur tubuhnya ramping dan wajahnya banyak yang ganteng.

'Nyohor'

Beberapa tahun belakangan ini bahkan,nama Nusakambangan banyak di sorot televisi dan menjadi sumber berita di koran-koran. Pengkontribusi keketernalan itu adalah adanya napi-napi berstatus luar biasa. Opo tumon seumur-umur, selebritis kita yang putra mantan presiden RI ke II juga ikut merasakannya. Juga salah satu konglomerat Bob Hasan ikut mencicipi keangkerannya.

Namun, ketenaran Nusakambangan terdongkrak hingga ke penjuru dunia sejak kedatangan “penduduk” anyar bernama Amrozi cs.

Bahkan, kalau di rating sejak ada Amrozi Cs di Nusakambangkan angkanya berada di level tertinggi. Tidak heran, jika dalam beberapa bulan belakngan ini, nama Cilacap bagai kota "selebriti" yang berulang-ulang para kru TV meliput secara live menjelang ekskusi mati Amrozi, Imam Samudra dan Ali Gufron alias Muklas.

Tapi se angker dan sewingit-wingitnya Nusakambangan, kini kondisinya telah berbeda dengan puluhan tahun silam. Jika dahulu penduduknya mayoritas adalah narapidana dan minoritasnya para pegawai tahanan (sipir) beserta keluarganya. Sekarang pulau berjarak dari bibir pantai Cilacap sekitar 800 meter itu boleh di kunjungi masyarakat umum.

Syaratnya, harus menjadi pelancong dan berhubungan dengan biro-biro perjalanan wisata. Mengingat daerah tempat pertobatan bintang film era 1970-an Jhony Indo ini statusnya menjadi milik Depkumham. Sekali lagi para illegal loging pastinya juga diharamkan. Sebab, bukan tidak mungkin Pulau yang memiliki hutan belantara itu juga menjadi incaran para begajul-begajul yang rakus kayu.

Padahal sih, seiring era otonomi daerah, konon Pemkab Cilacap juga sudah "ngiler" ingin menggarap potensi di dalamnya. Sayangnya, Departemen Hukum dan HAM masih ogah melepaskannya.

Kemungkinan pasca eksekusi mati Amrozi cs, Cilacap dinyatakan kembali aman dan kran wisata ke sana di buka kembali. Jadi, sebelum Nusakambangan menjadi seram lagi, berbondong-bondonglah dan melihat pantai pasir putih di pesisir selatan Nusakambangan, sambil menyaksikan gulungan ombak besar diantara air laut nan membiru hingga menyentuh kaki cakrawala.

Kami bangga Nama Cilacap banyak di sebut orang, tetapi lebih bangga jika sanjungan itu karena keberhasilan pembangunan.***

2 komentar

  1. Anonim // 25 November 2008 pukul 17.32  

    Pasca eksekusi Amrozi cs or (9/11/08), nyong, adit,shifa dan arwi dah plesir maning ke pantai pasir putih Nusakambangan. Asyik tenan lho, dapat liat2 benteng buatan tua buatan Porto.

  2. Slamet Arsa Wijaya // 25 November 2008 pukul 18.50  

    @Ntuk Kang Nyong....

    Selamat yah telah minikmati panorama Cilacap nan indah, bersama keluarga.

    Kalau cuti lagi, ajak om, tante, cang, cing, nyak, babe, opa, oma, mertua, mermuda, tetangga, tetanggi ke sana ya? he..he...he...

    Maap sengaja promosi, spy cilacap langgeng "bercahaya"nya